TEL AVIV – Tentara Israel ternyata kerap mengambil gambar di depan warga Palestina yang tewas atau tertangkap dan mengunggahnya di situs internet.
Klaim itu diungkapkan aktivis kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) sehari setelah mantan anggota pasukan militer Israel, Eden Abargil.Fotonya yang diunggah di akun situs jejaring sosial Facebook telah menuai kontroversi. Dia berpose narsis di depan tahanan Palestina yang diborgol dan ditutup matanya.
Kelompok HAM Israel, Breaking the Silence, merilis sejumlah foto baru yang menunjukkan pasukan Israel berpose di depan pejuang Palestina yang tewas, terluka, dan tertangkap.
Mereka meragukan pejabat militer Israel yang menyebut insiden tersebut jarang terjadi. Breaking the Silence mengumpulkan foto-foto itu dari para mantan tentara Israel. Mereka pun mengunggah foto tersebut di internet. Namun,tidak jelas kapan dan di mana gambar tersebut diambil.
Tetapi, foto itu menunjukkan bahwa tentara Israel berpose dengan tahanan dan jenazah pejuang Palestina. Para aktivis sepakat bahwa fenomena ganjil itu yang disebut sebagai “foto kenang-kenangan” telah tersebar luas di kalangan militer Israel.
“Kita merilis foto tersebut karena itu sebagai perlawanan dari pernyataan pasukan Israel yang mengungkapkan bahwa foto-foto (Abargil) merupakan satu-satunya kasus,” ujar Mikhael Manekin, aktivis Breaking the Silence kepada Al Jazeera.
Manekin mengatakan,gambar gambar tentara dengan tahanan itu merupakan suatu hal yang biasa. Para tentara,kata dia,tidak malu dengan gambar-gambar tersebut.
Pasalnya, hal itu merupakan suatu hal yang telah menjadi tren di kalangan tentara Israel. Sementara itu,kelompok HAM Israel, B’tselem,membenarkan kesaksian dari Palestina bahwa anekdot seperti gambar tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di Israel.
Pada sebuah insiden September tahun lalu, Muhammed Id’is, seorang sopir Palestina, diserang tentara Israel. Ketika dipukul dengan senjata,teman-teman tentara itu justru mengabadikannya dengan kamera telepon genggam.
Para tentara Israel itu juga mengancam membunuhnya. “Saya tidak dapat berjalan dan jatuh ke tanah.Dua tentara menendang perut dan punggung saya,” katanya kepada pihak B’tselem. “Ketika saya terbaring di tanah, para petugas justru mengambil gambar saya dengan kamera telepon seluler mereka,”imbuhnya.
Dalam kesaksian terpisah yang dikumpulkan B’tselem,para tahanan Palestina juga sering mendengar bunyi klik dari kamera ketika mereka ditutup matanya oleh tentara Israel.
Michele Bubis, juru bicara B’tselem,mengungkapkan kepada Al Jazeera bahwa pengambilan gambar tersebut menunjukkan insiden yang tidak dirahasiakan.
“Melihat gambar-gambar yang dipublikasikan, B’tselem tidak mampu mengungkapkan detail di mana insiden tersebut terjadi. Tetapi,tentara itu jelas melanggar hak-hak tahanan dan menyalahgunakan kewenangan,”papar Bubis.
Pertumbuhan situs jejaring sosial yang makin marak pada tahuntahun belakangan ini mengakibatkan banyak tentara kerap terkena kasus yang disebabkan materi berkaitan dengan militer yang diunggah ke situs internet.
Pada Maret silam, para petugas terpaksa menunda penggerebekan di Timur Barat setelah seorang tentara memublikasikan detail operasi rahasia tersebut di Facebook.
Untuk mencegah hal serupa,militer Israel menerapkan aturan ketat mengenai informasi apa saja yang dapat disebarkan melalui internet. Israel juga membentuk unit khusus untuk memonitor informasi yang berkembang di internet. Anggota unit tersebut menyeleksi berbagai situs termasuk Facebook, Twitter, dan MySpace untuk mencari informasi sensitif yang diunggah oleh tentara.
Siapa yang terbukti bersalah melanggar aturan, maka tentara itu bakal dihukum atau dikenai sanksi. Sementara itu, Abargil membela diri.
“Saya tidak mengerti apa yang salah,”ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Radio Militer Israel. Abargil memaparkan bahwa foto itu tidak dimaksudkan sebagai pernyataan politik atau mendemonstrasikan penghinaan terhadap warga Palestina.
“Foto itu hanya untuk menunjukkan pengalaman wajib militer saja,” paparnya.Abargil telah menyelesaikan wajib militer selama dua tahun lalu.
Dia mengutarakan, foto itu diambil pada 2008 di sebuah pos militer perbatasan. Dia menuturkan, tempat tersebut merupakan pos untuk mengawasi warga Palestina yang akan menyeberang dari perbatasan Gaza ke Israel. (Koran SI/Koran SI/ andika hm)